Kamis, 27 Agustus 2009

Nuk d’ Nai Tana Bate Dading


Nuk d’ Nai tana bate dading! goet atau ungkapan dalam bahasa Manggarai ini sering terwacanakan tetapi samar-samar diamalkan. Go’et ini berisi ajakan untuk kita semua untuk selalu mengingat tanah kelahiran kita walaupun kita bekerja dan tinggal di tanah orang, dan selalu menjalin persaaudaraan antara sesama dalam sebuah keluarga besar manggarai Yogyakarta. Persaudaraan yang kuat akan menjadi dasar kekuatan kita dan juga akan membuat kita yakin dalam mengemban tugas sebagai kaum muda yang sedang dalam proses belajar karena didukung oleh kekuatan persaudaraan dari sesama mahasiswa manggarai di Yogyakarta.

Sebagai kota pelajar, yogyakarta telah banyak melahirkan kaum muda yang idealis, kritis dan berkualitas dalam segala bidang, yang tentu saja diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi daerah kelahirannnya seperti untuk manggarai timur. Peran serta mahasiswa untuk turut membantu pemerintah dalam mengupayakan kesehjatraan masyarakat melalui pemerataan pembangunan di seluruh daerah di manggarai timur agar masyarakat lebih mudah dalam memasarkan hasil pertanian ataupun memperlancar perdaggangan antar daerah terutama dengan daerah tetangga.

Melihat keadaan tesebut kami mahasiswa IKATAN KELUARGA BESAR MANGGARAI YOGYAKARTA akan mengadakan kegiatan diskusi bersama bupati Manggarai Timur. Harapan kami melalui acara ini dapat meningkatkan rasa kepedulian kepada daerah kelahiran khususnya manggarai timur berupa menyumbangkan ide-ide praktis untuk turut membantu pemerintah dalam mensehjatrakan seluruh masyarakat manggarai timur.

oleh Maria S. Irene
Ketua Ikamarsta 2008/2009

Rabu, 22 Juli 2009

Parang Tritis

Paris 1

Maka sampailah senyum-senyum itu. Menabrak tebalnya gelap malam. Gertakan gigi melawan dingin. Panas unggun merias jiwa untuk tetap bertahan. Duduk merosatasi pusar terang. Dudukan vertikal kayu menyala merubuhkan kebekuan. Nikmati indah taburan bintang berasi. Terbingkai dalam sarung galaksi. Jiwa tertegun menatap dasyat ciptaan. Malam di tepian paris. Anak-anak Ikamarsta menyentuh bibir manis pantai parang tritis.



Paris 2

Suara bernada menyeruak keheningan. Berbalas pantun dengan nyanyian alam. Gemuruh ombak basahi paris yang kering. Seakan memberi salam selamat datang pada insan
yang kering.

Hentakan senar gitar iringi syair. Anak manusia
sedang bermazmur. Tentang alam ini. Tentang pertiwi. Tentang tanah mbate. Tentang manusia. Tentang cinta.

Koor pagi itu menaungi molas Manggarai bermimpi. Rebah tubuhnya menjamah pasir. Lepas bebas
Dalam dekapan pertiwi. Tidurlah molas sampai pagi menetas.


Paris 3

Bangunan peradapan samar terlihat. Pandangan kabur tinggalkan gelap. Terdengar nyanyian alam pada corong ayam berkokok. Bertabur hiruk-pikuk homo sapiens dalam bising mesin. Berkerumun dan bermain. Kaki-kaki menendang pasir pesisir. Sementara pasang bergemuruh menyambut homo ludens.

Berkejaran riang gembira. Melempar tubuh pada pecahan-pecahan buih. Memurnikan diri dari sendimentasi noda kemarin. Semoga jiwa kembali putih. Lawa ikamarsta kembali.

alfred tuname; Jogja, 20 juli 2009

Selasa, 23 Juni 2009

SAJAK MALAM

Aku merasakan sayap-sayapnya bergetar, dan dengan tenang menghampiriku dalam bayang-bayang malamku. Aku telah lelah dengan kebisingan yang menyelimutiku yang datang dari berbagai sudut yang membuat batin tak berdaya.

Aku merasakannya bagai tetesan embun di musim kemarau, dan membasahi dahaga yang telah lama aku rasakan. Dia datang dengan tenang menyapaku ‘kita harus bangkit’ dengan kepalan tangannya dan menghentakkanku. Dia bagai seorang pujangga yang dengan sesukanya mencoreti dinding-dinding putih dan menjadikannya dengan indah…

Aku harus takluk kepadanya, dan mataku menerawang dalam pekatya kamar dengan hiasan malam, dan membiarkan jiwaku melayang sampai menemukannya dan aku membiarkannya masuk dalam khayalan dan lamunanku.

Aku merasakan bagai sehelai daun tertiup angin di musim gugur, dan aku tahu, sekali lagi angin kencang meniupku aku tak tahu aku akan berada dimana. Tapi aku takkan melepasnya dia menghilang begitu saja.

Aku ingin dia membawaku kemana saja sesukanya, dan aku membiarkan jiwaku menemukan apa yang akan dia cari, dengan segala keceriaannya.

Aku ingin dia tertawa bagai prajurit-prajurit roma yang menang perang tanpa mengingat trauma-trauma yang pernah terjadi.

Aku ingin bernyanyi tentang kedamaian dan ketenangan, yang menggetarkan jiwa penuh asap kebisingan dan dengan langkah-langkah sepatu yang menghilang di gang-gang yang berselimutkan raga kegerahan. Aku hanya menginginkannya tetap tenang, walau berbagai teori yang masuk kekepala dan menghantam otak kiri dan otak kanan yang membuatnya bekerja keras dan, Aku…

Aku sedikitnya menemukan dirimu walaupun hanya setitik embun, tapi itu cukup menyegarkanku, dan sedikit menghilangkan rasa dahaga yang bertahun-tahun telah aku rasakan.

oleh Kristo "Fabregas" Jaya
jogja, mei 2008

Rabu, 17 Juni 2009

Pudarnya Budayaku

Pudarnya Budayaku

Budaya Manggarai yang kita kenal sangat kharismatik akhir-akhir ini mulai luntur. Hal ini disebabkan karena orang Manggarai sebagai pewaris tunggal budaya tersebut tidak mampu menjaga dan mewariskan secara turun temurun.Hal ini terlihat jelas pada perkembangan generasi sekarang. Pertanyaan mendasar di sini adalah siapa yang salah?

Orang tua adalah orang yang pertama kali harus menurunkan warisan ini kepada anak-anak(generasi penerus). Di dalam keluarga harus di ajarkan mengenai tatanan budaya seperti silsilah keluarga, struktur kepemimpinan dalam masyarakat adat(tu'a golo,tu'a teno dll), ritual-ritul adat, bahasa adat(go'et)dll. hal-hal tersebut di atas harus di pelajari dan di pahami oleh setiap masyarakat adat Manggarai secara turun temurun.
Pada saat sekarang ini nilai budaya kita mulai bergeser dan lambat laun hilang dari diri kita sebagai pewaris tunggal. pergeseran ini disebabkan oleh beberapa faktor:

1.pewaris tidak mewariskan budaya
2.yang di wariskan tdak memahi arti budaya
3.kurangnya rasa memiliki dari yang di wariskan
4.kuatnya pengaruh budaya luar yang masuk
5.lemahnya peran pemerintah dalam melindungi budaya setempat

Kelima faktor di atas dapat di minimalisir kalau kita berusaha untuk selalu mencintai dan merindukan akan budaya kita.Hal ini pernah dilakukan oleh masyaraka adat Manggarai yang tinggal di yogyakarta dan solo(dan juga oleh kota-kota lain). bentuk kecintaan akan budaya manggarai di selenggarakan pentas caci dan tarian adat yang di laksanakan bulan oktober ' 08. Selain itu dalam rangka Hut NTT juga diadakan pentas caci dan tarian adat. Kegiatan ini harus diapresiasikan dan di laksanakan secara terus menerus. Sebagai pewaris tunggal budaya Manggarai tugas kita adalah
1. menjaga
2. menolak intervensi dari luar yang merusak budaya kita
3. mewariskan sampai tdak ada lagi orang Manggarai di bumi ini
4. jangan malu dan harus berani memperkenalkan kepada orang lain

oleh Heribertus Priyono (nggejangmilano@yahoo.co.id)

Senin, 11 Mei 2009

LPJ turnamen Voli Putri 2009

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
TURNAMEN VOLI PUTRI 2009


A.Pendahuluan
Mewujudkan kebersamaan kadang dilakukan melalui berbagai kegiatan. Tidak terkecuali bagi ase-kae Manggarai yang ada di Yogyakarta. Lewat even yang dikemas dalam pertandingan bola voly putri antar rayon yang ada di Yogyakarta, ase-kae Manggarai mencoba untuk mewujudkan kebersamaan itu. Even bola voli yang dikhususkan bagi weta-weta ini tentunya memiliki arti tersendiri dalam rangka meningkatkan rasa persaudaraan baik antara weta-weta Manggarai Yogyakarta maupun untuk seluruh ase-kae Manggarai Yogyakarta.
Even yang khusus diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur (IKAMARSTA), sengaja di peruntukkan bagi weta-weta Manggarai, karena disadari atau tidak selama ini kegiatan ase-kae Manggarai lebih banyak diperuntukkan bagi nara-nara, seperti selalu mengadakan pertandingan bola kaki antar rayon. Dengan hadirnya pertandingan bola voli kemarin, sangat diharapkan kedepannya, ase-kae Manggarai dapat membuat kegiatan yang sifatnya melibatkan semua ase-kae, baik weta maupun nara itu sendiri.
Even bola voli kemarin tentu banyak menaruh harapan dari ase-kae semuanya. Oleh karena itu semua kita berharap bahwa persaudaraan yang tercipta tidak hanya terjalin dilapangan saat pertandingan berlangsung saja, namun, kedepannya akan terbangun keakraban baru bagi seluruh ase-kae Manggarai. Kalah-menang bukan tujuan utama tetapi kebersamaan dan sportifitas yang paling penting dijunjung oleh kita semuanya.
B.Tujuan
1.Memberi ruang sosialisasi bagi enu-enu Manggarai yang berdomisili di Yogyakarta untuk bisa saling mengenal sehingga dapat memupuk rasa persaudaraan.
2.Menjadi ajang untuk meningkatkan kreativitas dan sportivitas
C.Hasil kegiatan (outcome)
Kegiatan turnamen voli putri berjalan dengan baik dalam arti sudah menjadi ruang bagi ase kae manggarai umumnya dan enu-enu manggarai khususnya untuk saling mengenal, berkreativitas dan bersikap sportif. Pertandingan tersebut berakhir dengan Keberhasilan tim Mrican menjadi juara I, Janti A Juara II, Babarsari Juara III. Tim Maguwo sebagai Tim terkreatif, Janti B sebagai Tim tersportif dan Keenaman sagan mendapat gelar sebagai tim Favorite.
D.Tema
“Kobarkan semangat persaudaraan, kreativitas dan sportivitas”

E.Susunan Acara
Kegiatan turnamen voli berlangsung dengan rangkaian acara sebagai berikut:
(maaf tidak dapat ditampilkan)

F.Susunan Kepanitiaan
Pelindung : Herynimus.S
Penasehat : Semua orang tua IKAMARSTA
Penanggung jawab : Maria S. Irene
Ketua panitia : Elsyana Th Lawe
Sekertaris : Maria Mudengsia Gaguk
Bendahara : Bernadina C. Wersun
Seksi Dana : Elisabet I. Lawe
Yohanes F. Jemadu
Seksi pertandingan : Fransiskus X. Perdana
Kristoforus Jaya
Sie Konsumsi : Emerensia H. Jelaha
Alosius Sobak
Sie Dokumentasi: Tarsi Baharu
Atik Lestari
Sie P3K : Sarti Sardis




G.Laporan Keuangan (Lampiran)
H.Penutup

Demikian Laporan Pertanaggung Jawaban ini kami buat, atas perhatian, dukungan baik moril maupun materil dari Bapak/Ibu, Saudara/i sekalian tidak lupa kami haturkan limpah terima kasih.

Yogyakarta, 7 Mei 2009
Hormat kami,


Elsyana Th. Lawe (kektua panitia) Maria M.Gaguk (sekretaris)



Mengetahui,


Maria S. Irene (ketua ikamarsta) Herrynimus Saruju (penasehat)




Lampian Laporan Keuangan

A.Pemasukan
Usaha dana (parsel) Rp 749.000
Pendaftaran Tim Rp 550.000
Proposal Rp 50.000
Jumlah pemasukan Rp. 1.349.000
B.Pengeluaran
1.Sekretariat
Print warna 6@400 Rp 2.400
Fotokopi 40@100 Rp 4.000
Print undangan Rp 11.800
Print proposal Rp 16.800
Print aturan Rp 10.400
Fotokopi Rp 30.000
Laminating Rp 7.500
Map Rp 2.100
Amplop Rp 5.200
Buku kwitansi Rp. 2.500
Rent komputer Rp 5.000
Print warna Rp 7.200
Jumlah Rp. 104.900
2.Pertandingan
Sewa lapangan Rp 200.000
Hadiah Rp 600.000
Hadiah hiburan Rp 25.000
Piala+plakat Rp 100.000
Bola voli Rp 40.000
Net Rp 80.000
Kapur Rp 8.500
Tali Rp 6.000
Bensin(perkap) Rp. 10.000
Jumlah Rp.1.069.500
3.Konsumsi
Konsumsi rapat
Gula Rp 6.000
Snack Rp 25.000
Gelas plastik Rp. 10.000
Air panas Rp 6.000
Konsumsi rapat
Snack Rp 20.000
Gula Rp 6.000
Air panas Rp 6.000
Konsumsi wasit
Minum Rp 25.000
Rokok Rp 20.000
Jumlah Rp 124.000
4.P3K
1tube counterpain Rp. 16.491
1 betadine Rp 2.749
1 dos kasa steril Rp 3.054
1 rol hansaplast Rp 2.055
Jumlah Rp 24.400
Jumlah pengeluaran Rp 1.322.800
Sisa Rp 26.200

voli putri ikamarsta

‘ Neki weki manga ranga boto tuka pe’ang’. Go’et atau ungkapan dalam bahasa Manggarai ini sering kali terwacanakan tetapi samar-samar diamalkan. Go’et ini berisi ajakan untuk kita semua untuk bersama-sama menjalin persaudaraan yang lebih mesra sebagai satu keluarga besar, keluarga Manggarai Yogyakarta. Persaudaraan itu akan menetaskan kesatuan yang mendekonstruksi bangunan-bangunan penghalang di antara kita. Bangunan kewilayahan, ke-dalo-an, kesukuan, gender et cetera akan berkiblat pada satu semangat yakni persaudaraan. Saat itu, kesatuan menjadi pegangan. Union fait la force.
Olah raga merupakan salah satu kreasi manusia yang dapat dijadikan sarana menuju persaudaraan itu. Olah raga yang diimplementasikan dalam bentuk pertandingan (turnamen) sering kali dipakai oleh masyarakat Manggarai Yogyakarta untuk memupuk pesaudaraan itu. Namun sayang, selebrasi itu hanya ada pada narasi-narasi pria, ata rona, yang kian berdominasi. Sedangkan perempuan Manggarai, enu-enu, hanyalah pemanis dalam kegiatan itu.
Ikamarsta sebagai salah satu organisasi Manggarai di Yogyakarta melihat fenomena ini sebagai suatu hal yang dapat menjauhkan enu-enu Manggarai dari sesamanya. Oleh sebab itu, Ikamarsta mulai mencoba merekatkan semua pihak, khususnya enu-enu Manggarai, dengan turut telibat dalam turnamen. Jenis turnamen yang digalakan adalah Turnamen Bola Voli Putri.
Kita semua berharap bahwa dengan turnamen bola voli tersebut, persaudaraan yang utuh dalam semua dimensi masyarakat Manggarai Yogyakarta bukan lagi mimpi. Semangat persaudaraan yang utuh adalah rindu kita semua. Seperti rindu seorang enu Manggarai, Maria Sulasrti, kepada weta-nara yang lain yang tertuang dalam sebah puisi “Surat Untuk Sahabat” (buletin Manggarai Zone, edisi I, 19 November 2008),

Sahabat…
Aku rindu menikmati lembayung
Yang berpegang pada cakrawala
Di sana kita bercerita tentang dunia
Merasakan belaian angin
yang menawarkan mimpi…

Akhirnya, semoga dengan kegiatan Turnamen Bola Voli Putri 2009 kita tidak saja bercerita tentang dunia tetapi kita sudah pernah bercerita pada dunia bahwa kita semua bersaudara. (alfred tuname)

Jumat, 03 April 2009

IKAMARSTA VOLEYHOLIC 2OO9

ANTARA RUANG “SOSIALISASI” DAN “CUCI MATA”

IIkamarsta voleyholic 2009 telah berakhir. Event yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Besar Manggarai Timur, hanya tinggal cerita. Event yang digelar khusus buat Weta-Weta Manggarai telah dilalui dengan sukses. Ada yang harus pulang dengan tangan hampa, tapi ada pula yang pulang dengan senyum. Untuk itu saya secara pribadi menyampaikan selamat dan profisiat untuk tim “Mrican” yang keluar sebagai “The champion” dalam perhelatan tahun ini. Untuk semua tim/rayon yang telah berpartisipasi saya juga menyampaikan profisiat. Kalian telah menunjukkan permainan yang terbaik, hanya “kesempatan” sajalah yang belum menghampiri tim/rayon lain. Hari ini tim “Mrican” boleh berbangga diri, namun, tahun yang akan datang generasi penerus bola voly ini pasti telah bergeser ketempat/ rayon lain. Untuk itu, pesan saya teruslah berlatih, biar di even berikutnya anda yang menjadi pemenang dan “Mrican” hanya tinggal sebuah nama.

RUANG SOSIALISASI
Menang kalah adalah hal yang lumrah dalam sebuah kompetisi. Namun persahabatan dan persaudaraan hendaknya tidak luntur hanya karena kalah bertanding di lapangan. Kami sangat berharap kiranya dengan even bola voly yang diperuntukkan bagi weta-weta ini, akan tercipta hubungan baru, keakraban baru baik antara weta-weta lintas rayon maupun dengan ase-kae lawa Manggarai lainnya.
Event ikamarsta voley holic kali ini sengaja hadir guna mempersempit jarak antara weta-weta dengan nara-nara yang ada di rayon masing-masing. Disadari atau tidak weta-weta selama ini hanya dijadikan sebagai “pengumpul uang” dan “supporter” bagi nara-nara yang gandrung dengan pertandingan sepak bola. Dengan hadirnya pertandingan voly kemarin, diharapkan budaya “maskulinitas” dapat terkikis dengan kesediaan weta-weta untuk ambil bagian dalam turnamen.
Kedepannya, weta-weta harus bisa mengambil peran lebih di rayon. Bila perlu terus melawan budaya “maskulin” milik nara-nara. Selain itu, kita semua berharap bahwa pertandingan kemarin merupakan ruang sosialisasi guna meningkatkan persaudaran dan sportifitas bagi weta-weta Manggarai Yogyakarta.
Antusiasme dari weta-weta dalam turnamen kemarin telah menunjukkan eksistensi keberadaan kalian terhadap ase-kae Manggarai yang ada dirayon. Kalian telah menunjukkan sikap yang luar biasa, sejatinya kalian punya bakat yang terpendam, lantaran kegiatan kita selama ini lebih berorientasi kepada keinginan nara-nara. Untuk itu, teruslah berkereasi. Hadirkan sesuatu yang produktif bagi diri sendiri dan orang lain. Kalau ingin mendongkrak budaya “patriarki” yang telah berurat akar di Manggarai sana, maka dari sekarang teman-teman menunjukkan sesuatu kepada kaum hawa. Biar kesan “sterotipe” terhadap perempuan yang hanya bisa bergerak di “dapur” dan “kasur” bisa kalian jawab dengan beerbuat sesuatu yang riil dan bila perlu melampaui hasrat dan keinginan kaum pria.

AJANG “CUCI MATA”
Selain sebagai ajang sosialisasi, moment voly putri kemarin juga telah menjadi ajang “cuci mata” bagi sebagian orang. Entah itu antara weta-weta/ nara-nara, maupun antara weta dengan nara. Disinilah memang seninya sebuah perhelatan. Karena disadari atau tidak kehadiran “supporter” kadang menjadi “bumbu” penyemangat bagi weta-weta yang bertanding.
Lebih dari itu kehadiran even seperti ini, kadang menjadi ajang pertemuan antara “dia” dan “si dia”. Karena bagi sebagian orang menilai, bahwa even apapun yang dilaksanakan oleh lawa Manggarai pasti dijadikan ajang cuci mata. Maklum pada saat seperti ini, ada weta/nara kita yang baru menampakan hidungnya di depan khalayak umum. Sehingga even seperti ini pasti akan meninggalkan cerita tersendiri. Ada yang berkelompok atau berduan mulai menceritakan isi hatinya karena telah terpesona dengan pandangan pertama selama pertandingan berlangsung. So, tidak menajdi masalah. Karena kita secara kodrati memang telah ditakdirkan untuk hidup saling mengisi satu sama lain. Kini kita tinggal mendengar cerita baru. Pasti akan ada yang mulai ancang-ancang untuk sekedar “kawe kopi mane” sampai ada cerita lanjutan dibalik manisnya kopi yang dibuat tersebut.
Untuk kedepannya, kita semua dituntut untuk banyak menghadirkan kegitan yang melibatkan seluruh ase-kae Manggarai. Biar antara ruang “sosialisasi” dan “cuci mata” bisa berjalan bersamaan. Ibarat pepata kuno mengatakan “sekali mendayung puluhan weta/nara terlampaui”. Sebagai pesan terakhir saya mengajak kita semua untuk terus meningkatkan rasa persaudaraan dan sportifitas kita sebagai satu saudara dari bumi “conga sae” Manggarai. Dan untuk menutupinya saya akan mengambil bahasa khas iklan politiknya Partai Demokrat dan SBY “ LANJUTKAN”. Terima kasih.

“YOU WILL NEVER WALK ALONE”

Salam Hangat.
Agus Budiarta
Tim “Joak” IKAMARSTA a

Kamis, 02 April 2009

sign in your eyes




"hati-hati gunakan matamu... (dinaynyikan)...."

behind the game








"people can never stand and sit alone sometimes..."

together to Manggarai








"kebersamaan selalu terbingkai dalam senyum-senyum manis"

standing alone








"aku sendiri tapi tidak dalam kesendirian"


"sahabat dapat selalu menjadi sandaran...."

man in action







"setiap orang pasti punya gayanya sendiri untuk menghibur dirinya...."

qua couple








"(seperti) pasangan"

janti A




"si nyonya besar"

maguwo







"mbok marijani"